3 Poin Penting Pertemuan Menag dan Menteri Haji Saudi

by | Jan 17, 2025 | Info

Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, dalam kunjungan kerjanya ke Arab Saudi, telah mengadakan pertemuan penting dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas langkah-langkah strategis yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan bagi jemaah haji Indonesia. Fokus utama diskusi ini adalah memastikan kenyamanan dan keselamatan para jemaah, terutama bagi kelompok usia lanjut yang membutuhkan perhatian khusus.

Dalam keterangannya di Jeddah, Menag Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa pembahasan dalam pertemuan tersebut mencakup tiga poin utama yang dirancang untuk mendukung upaya peningkatan pelayanan. “Kami membahas tiga komponen penting yang seluruhnya diarahkan untuk meningkatkan layanan bagi jemaah haji Indonesia,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, Rabu (15/1/2025). Berikut adalah poin-poin yang menjadi fokus pembahasan:

1. Penambahan Kuota Petugas Haji
Menag Nasaruddin Umar menyampaikan usulan kepada Menteri Haji Saudi untuk menambah kuota petugas haji Indonesia. Saat ini, jumlah petugas haji hanya mencapai 2.210 orang, sementara jumlah jemaah haji, khususnya yang berusia lanjut (lansia), terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), lebih dari 42.000 jemaah haji Indonesia pada musim ini berusia 65 tahun ke atas, dengan tambahan 10.000 kuota prioritas yang juga dialokasikan untuk lansia.

“Jika jumlah petugas tetap seperti sekarang, situasinya menjadi sangat sulit. Dalam satu pesawat, yang biasanya membawa lebih dari 300 jemaah, hanya ada tiga petugas kloter yang mendampingi. Tentu ini tidak ideal untuk memberikan layanan yang maksimal,” jelas Menag.

Selain itu, Menag juga menyoroti pentingnya pembagian tugas berdasarkan gender. “Tidak mungkin petugas laki-laki melayani jemaah perempuan, begitu pula sebaliknya. Jadi, jumlah petugas harus ditambah dan diperhitungkan pembagian gendernya dengan cermat,” tambahnya.

2. Pembebasan Biaya Masuk Masyair untuk Petugas Haji
Dalam pembahasan kedua, Menag melobi agar petugas haji Indonesia dibebaskan dari biaya masuk ke wilayah Masyair, yang meliputi Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Kebijakan ini rencananya akan diberlakukan oleh Pemerintah Arab Saudi pada musim haji 1446 H.

“Kami mengusulkan agar kebijakan pembebasan biaya masuk seperti tahun lalu tetap diterapkan. Dengan begitu, petugas dapat fokus melayani jemaah tanpa terbebani biaya tambahan,” ujar Nasaruddin Umar, yang juga dikenal sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal.

3. Penerapan Skema Tanazul untuk Kurangi Kepadatan di Mina
Poin terakhir yang dibahas adalah penerapan skema tanazul, yaitu kebijakan yang memungkinkan jemaah haji yang tinggal di area sekitar Jamarat untuk kembali ke hotel selama fase Mabit di Mina. Dengan skema ini, mereka dapat memenuhi kewajiban bermalam di Mina sebelum kembali ke hotel untuk beristirahat.

“Jumlah jemaah haji Indonesia sangat besar, dan skema ini diyakini dapat mengurangi kepadatan di Mina secara signifikan,” tutur Menag.

Di luar tiga poin utama tersebut, Menag juga menyampaikan apresiasi atas kerja sama dan dukungan Pemerintah Arab Saudi dalam penyelenggaraan ibadah haji. Ia mengungkapkan bahwa manajemen penyelenggaraan haji Indonesia mendapat pengakuan dari berbagai negara. Bahkan, beberapa negara secara khusus datang untuk mempelajari sistem manajemen haji Indonesia.

Selain bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah, Menag juga mengadakan pertemuan dengan sejumlah pemangku kepentingan penyedia layanan haji untuk memastikan kesiapan fasilitas yang akan digunakan oleh jemaah Indonesia.

Astra Website Security