Dalam kajian sosiologi, ciri fisik atau busana yang digunakan oleh seseorang memiliki fungsi-fungsi sosial salah satunya fungsi identitas. Dalam hal ini salah satu ciri fisik orang muslim adalah berjenggot.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam haditsnya bersabda,
خَالِفُوْا اْلمُشْرِكِيْنَ، وَوَفِّرُوْا الِّلْحىٰ وَأَحِفُّوْا الشَّوَارِبَ . [رواه البخاري ومسلم
Artinya: “Berbedalah kamu (jangan menyamai) dengan orang-orang musyrik, peliharalah jenggot, dan cukurlah kumis.” (HR Bukhari dan Muslim)
Hukum Memelihara Jenggot dalam Islam
Ahmad al-Syarbasi dalam kitabnya Tanya Jawab tentang Agama dan Kehidupan menjelaskan, sebuah pandangan tentang memelihara jenggot:
“Yang berlaku di kalangan imam yang empat adalah haramnya seorang laki-laki mencukur jenggotnya kecuali karena suatu alasan, seperti bertaubat. Namun, menurut sebagian ulama Maliki dan kalangan ulama Syafi’i hukumnya adalah makruh tanzih.”
Syuhudi Ismail dalam karyanya Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual memahami hadits jenggot dengan pemahaman kontekstual, artinya hadits tersebut relevan bagi suatu kaum yang memiliki tingkat kesuburan jenggot secara alami lebih tinggi, seperti di negara-negara timur tengah. Akan tetapi bagi bagi orang Indonesia yang memiliki tingkat kesuburan tumbuh jenggot lebih rendah tidak perlu dipaksakan.
Lalu Yusuf al-Qaradawi juga menjelaskan dalam kitabnya Halal Haram tentang maksud hadits memelihara jenggot. Bahwa dalam hadits tersebut mengandung perintah Rasulullah kepada orang-orang Islam untuk berbeda dengan orang-orang selain Islam.
Walaupun memiliki tujuan agar umat muslim memiliki kepribadian yang berbeda dengan umat lain, menurut al-Qaradawi bukan berarti tidak boleh mencukurnya. Beliau memperbolehkan mencukurnya dengan alasan kerapihan dan tidak dipotong habis karena jenggot adalah bulu rambut yang bisa panjang dan apabila tidak dipotong akan terlihat jelek.
Manfaat Jenggot dari Sisi Medis
Jenggot bukan hanya sekadar perintah dari hukum agama, namun lebih dari itu, memelihara jenggot memiliki manfaat bagi kesehatan. Mengutip Jurnal Studi Islam Vol 22 No 2 edisi Desember 2021 yang berjudul Hukum Berjenggot dalam Islam: Kajian Terhadap Fenomena Jenggot sebagai Fashion dalam Teori Sosial oleh Septevan Nanda Yudisman, hal ini terbukti dari penelitian Dokter Daniel G. Freeman dari University of Chicago. Berikut hasil penelitiannya:
- Mencegah Kanker Kulit
Paparan sinar UV dari matahari ke daerah wajah dapat terhalang dengan adanya jenggot. Semakin tebal jenggot makan akan semakin tinggi juga tingkat perlindungannya. Hal ini akan menurunkan risiko kanker kulit.
- Mengurangi Asma dan Gejala Alergi
Sama halnya seperti bulu hidung, ternyata jenggot juga berfungsi sebagai filter untuk menyaring dan mencegah gejala asam serta alergi. Jenggot yang mencapai area hidung kemungkinan dapat menghentikan penyebab alergi naik ke hidung dan terhirup paru-paru.
- Memperlambat Penuaan
Meski tampil dengan jenggot membuat seseorang nampak lebih tua, namun pada kenyataannya jenggot dapat membantu mengurangi gejala penuaan pada kulit dan membuat kulit lembab. Jenggot melindungi wajah dari angin dan udara dingin yang bisa menyebabkan wajah menjadi kering.
- Mencegah Infeksi
Jenggot tidak akan menyebabkan infeksi bakteri, infeksi folikel rambut yang menyebabkan bintik-bintik dan sebagainya. Justru infeksi ini bisa mengancam dari kebiasaan bercukur yang terlalu sering.