Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah mengatakan, ada dua kalimat sebagai amalan ringan tapi memberatkan timbangan pahala. Dua kalimat yang dimaksud adalah lafaz tasbih yang disertai dengan tahmid.
Keterangan tersebut bersumber dari sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam riwayat hadits yang dinukil dari Kitab Riyadhus Shalihin oleh Imam an-Nawawi. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang kemudian dikutip oleh Abu Hurairah Radiallahu ‘anhu,
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
Artinya: “Ada dua kalimat, yang ringan di lisan tetapi berat dalam timbangan dan dicintai oleh ar-Rahman, Subhanallah wa bi hamdih dan Subhanallahil ‘azhim (Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung).” (HR Muttafaq ‘Alaih)
Dikutip dari Bustan al-Wa’izhin oleh Ibnul Jauzi, riwayat lainnya juga menyebutkan hal senada tentang amalan ringan yang dapat memberatkan timbangan amal. Dikisahkan, ada seorang laki-laki datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Lelaki tersebut berkata, “Wahai Rasulullah, aku datang agar engkau mau mengajariku ilmu yang dapat memasukkanku ke surga dan menyelamatkanku dari neraka,”
Setelahnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun menjawab, “Maukah kau kuajari dua kalimat yang berat dalam timbangan, ringan di lisan, mendatangkan keridaan Tuhan Maha Pengasih, dan dibenci oleh setan?
Ucapkanlah, ‘سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ (Subhanallah walhamdulillah).’ Keduanya dapat mendekatkanmu ke surga dan menjauhkanmu dari neraka.”
Ibnu Hajar melalui Muqaddimah Kitab Fathur Bari menjelaskan maksud dua kalimat dalam hadits amalan ringan tapi berat di timbangan amal tersebut. Menurutnya, redaksi dua kalimat tersebut bertujuan untuk memotivasi muslim dalam berzikir.
Kemudian, maksud redaksi dua kalimat ringan tersebut untuk memotivasi beramal karena dua kalimat itu mudah diamalkan. Sementara, redaksi dua kalimat yang berat di timbangan menunjukkan besarnya pahala yang diperoleh dari mengamalkannya.
Hal senada dari Al Hafizh dalam Al Fath yang menambahkan pendapat At Thibi mengenai hadits amalan ringan tapi berat di timbangan tersebut. Menurutnya, hadits tersebut hendak memberikan motivasi untuk berzikir dan istiqomah karena amalan sederhana yang memberatkan timbangan di hari kiamat.
“Ia mudah dikerjakan, walaupun pada hakikatnya ada tenaga yang harus dikeluarkan. Amalan yang seperti ini tidak sepantasnya untuk diabaikan,” demikian penjelasannya yang diterjemahkan dalam Al-Lu’lu’ wal Marjan Jilid 3 oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi.
Selain itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga pernah mengungkapkan keutamaan lain dari gabungan lafaz tasbih dan tahmid tersebut. Salah satunya sebagai amalan yang dapat membuat kesalahan seseorang dalam sehari diampuni Allah Subhanahu wa Ta’ala.
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ في يومٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ عَنْهُ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa mengucapkan, ‘Subhanallah wa bihamidi,’ dalam sehari seratus kali maka diampuni kesalahan-kesalahannya kendati banyaknya seperti buih di lautan.” (HR Ahmad, Bukhari, Muslim, Nasa’i, dan Ibnu Majah)
Sejatinya, Ibnul Jauzi mengatakan, hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mengetahui hakikat sebuah amal. Khususnya meremehkan amalan yang terlihat sepele namun justru memberatkan timbangan amal, begitupun berlaku sebaliknya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surah Al Anbiya ayat 47,
وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حٰسِبِيْنَ
Artinya: Kami akan meletakkan timbangan (amal) yang tepat pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun dirugikan walaupun sedikit. Sekalipun (amal itu) hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya. Cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.