Makna Hikmah dalam Islam

by | Dec 1, 2024 | Info

Dalam kehidupan sehari-hari, kata “hikmah” sering kali terdengar di berbagai situasi dan konteks. Kata ini muncul baik dalam obrolan santai, pembahasan serius, maupun saat kita mendalami ajaran agama. Tidak jarang kita mendengar ungkapan seperti, “Ambil saja hikmahnya!” Kalimat ini kerap diucapkan sebagai bentuk nasihat atau penghiburan, dan mungkin kita sendiri pernah menggunakannya untuk menyemangati orang lain atau diri kita sendiri.

Namun, apakah kita benar-benar memahami makna yang terkandung dalam kata “hikmah”? Terutama jika dilihat dari sudut pandang Islam, yang begitu kaya akan nilai-nilai spiritual dan filosofi kehidupan? Dalam Islam, hikmah tidak hanya sekadar kata yang sering diucapkan, tetapi juga sebuah konsep yang mendalam, penuh makna, dan mencerminkan kebijaksanaan sejati.

Hikmah mengajarkan kita untuk tidak hanya memandang suatu peristiwa dari permukaannya saja. Sebaliknya, konsep ini mendorong kita untuk menggali lebih dalam, memahami esensi di balik setiap kejadian, dan mengambil pelajaran berharga darinya. Islam menempatkan hikmah sebagai bagian penting dari kehidupan, sebuah prinsip yang membimbing kita untuk melihat setiap pengalaman, baik yang manis maupun yang pahit, sebagai sarana pembelajaran yang dapat memperkaya jiwa dan menumbuhkan kebijaksanaan.

Makna Hikmah dalam Islam

Menurut Salahuddin Sopu dalam tulisannya yang berjudul Hikmah itu Anugerah yang Besar, menjelaskan bahwa hikmah dipahami dalam arti pengetahuan tentang baik dan buruk, serta kemampuan menerapkan yang baik dan menghindar dari yang buruk.

Hikmah berasal dari kata (حكم) hakama, yang pada dasarnya berarti menghalangi. Dari akar kata yang sama, terbentuklah istilah yang berarti kendali, yaitu sesuatu yang berfungsi untuk mengarahkan kepada kebaikan dan menjauhkan dari keburukan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan pengetahuan serta kemampuan untuk menerapkannya dengan tepat.

Hikmah berkaitan erat dengan pengetahuan dan pemahaman tentang perbedaan antara yang baik dan yang buruk.

Dalam konteks ini, hikmah bukan hanya sekadar pengetahuan, tetapi juga mencakup kemampuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sehingga seseorang dapat memilih jalan yang benar dan menjauhi jalan yang salah.

Seseorang yang dianugerahi hikmah akan mampu membuat keputusan yang bijaksana, melaksanakan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai kebaikan, dan menghindari perilaku yang merugikan, sehingga ia dapat hidup dengan penuh makna dan tujuan yang benar.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يُّؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ

“Dia (Allah) menganugerahkan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Siapa yang dianugerahi hikmah, sungguh dia telah dianugerahi kebaikan yang banyak. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran (darinya), kecuali ululalbab.” Al-Baqarah [2]: Ayat 269

Selain itu, terdapat juga sabda Nabi yang menjelaskan tentang hikmah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah.” (HR. Tirmidzi).

Hikmah merupakan suatu proses refleksi dan keseriusan dalam memanfaatkan ilmu serta pengalaman yang terjadi. Ini melibatkan pemahaman tentang hubungan yang ada di antara berbagai aspek dan membahas sumber serta tujuan dari pengetahuan tersebut.

Oleh karena itu, penting untuk menanamkan rasa cinta terhadap hikmah dalam kehidupan kepada para penuntut ilmu di setiap jenjang pendidikan dan tahap usia mereka.

Di sisi lain, ketika membahas hikmah, kita dapat mengeksplorasi pemikiran tentang keadilan, kebijaksanaan, serta kebaikan yang terdapat dalam ajaran agama, norma moral, dan akal budi, yang semuanya bersumber dari Al Qur’an.

Astra Website Security