Dalam ibadah haji, salah satu ritual penting yang dilakukan oleh jamaah haji adalah melontar Jamrah. Jamrah adalah tindakan melempar tujuh batu ke tiga monumen yang melambangkan Iblis, yang merupakan simbol dari kejahatan dan godaan dalam agama Islam. Melontar Jamrah bukan hanya sekadar tindakan fisik semata, tetapi memiliki makna yang mendalam sebagai perlawanan abadi manusia terhadap godaan dan kejahatan yang ada dalam kehidupan.
Iblis, atau yang juga dikenal sebagai setan, adalah makhluk yang durhaka kepada Allah SWT. Iblis dikisahkan telah menolak perintah Allah untuk sujud kepada Adam AS, sehingga diusir dari surga. Iblis bersumpah untuk menggoda dan menyesatkan manusia agar mereka berpaling dari jalan yang benar dan terjerumus dalam dosa. Oleh karena itu, dalam ibadah haji, melempar batu ke Jamrah merupakan simbol perlawanan terhadap setan dan godaannya.
Ritual melontar Jamrah dimulai pada hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah. Setiap hari, jamaah haji melempar tujuh batu ke tiga monumen yang melambangkan Iblis. Ketiga monumen tersebut adalah Jamrah Ula, Jamrah Wustha, dan Jamrah Aqabah. Melontar Jamrah bukanlah bentuk kebencian atau penghancuran, tetapi merupakan tindakan simbolis untuk menunjukkan keteguhan iman dan perlawanan terhadap godaan setan.
Lebih dari sekadar tindakan fisik, melontar Jamrah mengandung pesan-pesan moral dan spiritual yang sangat penting. Pertama, melontar Jamrah mengajarkan kita untuk selalu waspada terhadap godaan dan tipu daya setan dalam kehidupan sehari-hari. Setan selalu berusaha menggoda manusia agar melanggar perintah Allah dan menjauhi jalan yang benar. Dengan melontar Jamrah, kita mengingatkan diri kita sendiri untuk tetap berpegang pada ajaran agama dan menghindari godaan setan.
Kedua, melontar Jamrah mengingatkan kita akan perlawanan yang abadi manusia terhadap kejahatan. Sejak zaman Nabi Ibrahim AS hingga saat ini, manusia terus berjuang melawan godaan setan dan segala bentuk kejahatan. Melontar Jamrah merupakan simbol perlawanan abadi ini, yang mengajarkan kita untuk tidak pernah menyerah pada godaan dan menghadapi tantangan dengan tekad yang kuat.
Ketiga, melontar Jamrah juga mengajarkan kita pentingnya penegasan diri dan pembaharuan spiritual. Ketika melempar batu ke Jamrah, jamaah haji menyampaikan niat dan penegasan diri untuk melawan godaan dan menjaga keimanan mereka. Ritual ini menjadi momen untuk merefleksikan diri, memperbaiki diri, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.
Dalam kesimpulannya, melontar Jamrah dalam ibadah haji adalah tindakan simbolis yang mewakili perlawanan abadi manusia terhadap godaan dan kejahatan. Melalui ritual ini, kita mengingatkan diri kita sendiri untuk selalu waspada terhadap godaan setan, menguatkan keteguhan iman, dan memperbaharui komitmen spiritual kita. Melontar Jamrah mengajarkan kita pentingnya perlawanan terhadap kejahatan dan penegasan diri dalam menjalani kehidupan sebagai seorang muslim.