Mengenal Penyakit Ain dalam Islam

by | Dec 28, 2023 | Info

Dalam Islam diketahui bahwa pandangan mata bisa menyebabkan seseorang jatuh sakit, yang mana terkena penyakit ain. Penyakit ini dapat mengenai anak-anak hingga orang dewasa.

Ain diartikan oleh para ulama dengan:

والعين نظر باستحسان مشوب بحسد من خبيث الطبع يحصل للمنظور منه ضرر

Artinya: “Ain adalah pandangan kagum atau takjub disertai dengan rasa iri dengki dari seseorang yang memiliki tabiat buruk yang mengakibatkan adanya bahaya pada orang yang dilihatnya.”

Dalam Majalah Kesehatan Muslim, dr. Raehanul Bahraen menjelaskan bahwa penyakit ain adalah penyakit baik pada badan maupun jiwa yang disebabkan oleh pandangan mata orang yang dengki ataupun takjub. Sehingga dimanfaatkan oleh setan dan bisa menimbulkan bahaya bagi orang yang terkena.

Penyakit ain bisa disebabkan dari sorot mata takjub yang berasal dari jiwa yang hasad. Pandangan mata ini diliputi kekaguman pada seseorang disertai rasa iri dan dengki dalam hati atas kenikmatan yang dimiliki orang lain.

Rasulullah membenarkan adanya ‘ain dalam hadisnya. Dari Abu Hurairah Radiallahu ‘anhu menceritakan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda,

الْعَيْنَ حَقٌّ

Artinya: ” ‘Ain adalah hak (benar adanya)”. (HR Bukhari & Muslim)

Pada Buku Induk Doa dan Dzikir oleh Kasimun disebutkan, bahwa seorang ulama menyatakan ain hanya dapat menimbulkan kerusakan dan mudarat akibat pandangan orang yang mempunyai kekuatan ain berkat kekuasaan Allah.

Dengan kata lain, Allah memang memberlakukan terhadap hukum alam untuk bisa menimbulkan kemudaratan melalui tatapan seseorang terhadap lainnya di saat keduanya berpandangan.

Cara Menyembuhkan Penyakit Ain

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberitahu cara menyembuhkan ain pada orang yang memiliki sorot mata diliputi hasad. Rasulullah bersabda,

الْعَيْنُ حَقٌّ، ولو كانَ شيءٌ سابَقَ القَدَرَ سَبَقَتْهُ العَيْنُ، وإذا اسْتُغْسِلْتُمْ فاغْسِلُوا

Artinya: ” ‘Ain adalah hak. Seandainya ada sesuatu yang dapat mendahului takdir, niscaya ain-lah yang dapat mendahuluinya. Apabila kalian diminta untuk mandi, maka mandilah kalian”. (HR Muslim)

Dilansir dari Buku Induk Doa dan Dzikir, ulama mengatakan, makna al-istighsal dalam hadis di atas hendaknya dikatakan kepada orang yang memiliki ain untuk mengobati orang yang terkena penyakit karena pandangan matanya, “Mandilah engkau dengan kain yang secara langsung bersentuhan dengan kulit tubuhmu!”. Kemudian air bekasnya disiramkan kepada orang yang terkena ‘ain-nya.

Dijelaskan dalam riwayat lain dari Aisyah Radiallahu ‘anhu, ia bercerita bahwa orang yang mempunyai tatapan mata dengki (‘ain) diperintahkan untuk berwudhu. Lalu air sisa wudhunya diberikan kepada orang yang terkena ‘ain-nya untuk mandi sebagai penyembuh.

كان يُؤمَرُ العائِنُ فيَتوضَّأُ، ثم يُغسَلُ منه المَعينُ

Artinya: ‘Bahwa dahulu orang yang mempunyai ‘ain diperintahkan berwudu, lalu air bekas wudhunya itu dimandikan kepada orang yang terkena ‘ain-nya’. (HR Abu Dawud)

Pada hadis lain juga dijelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyuruh seorang pelayan wanita di rumah Ummu Salamah yang terkena penyakit ain untuk dirukiah.

أنَّ النَّبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ رَأَى في بَيْتِها جارِيَةً في وَجْهِها سَفْعَةٌ، فقالَ: اسْتَرْقُوا لَها؛ فإنَّ بها النَّظْرَةَ

Artinya: Nabi melihat di dalam rumah Ummu Salamah seorang pelayan wanita yang pada wajahnya terdapat roman muka yang berwarna pucat kekuning-kuningan, maka beliau bersabda, “Carikan ruqyah untuknya karena sesungguhnya dia telah terkena penyakit ain”. (HR Bukhari & Muslim)

Astra Website Security