Penelitian sedang dilakukan sebagai langkah perlindungan terhadap kasus penyakit meningitis meningokokus setelah pelaksanaan umrah. Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Bio Farma dan RSPI Sulianti Saroso melakukan penelitian surveilans carrier meningokokus.
Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung upaya pencegahan dan pengendalian penyakit meningitis meningokokus pada jamaah umrah di Indonesia, serta membantu kebijakan pemerintah dalam memastikan kesehatan dan keselamatan para jamaah.
Baca Juga
Berdasarkan data, pada tahun 2016, Indonesia mencatat 78.018 kasus meningitis dan 4.313 kematian, menjadikannya negara dengan kasus dan tingkat kematian tertinggi di Asia Tenggara.
Pada tahun 2015, 2016, dan 2017, jumlah kasus suspek meningitis di Indonesia masing-masing adalah 339, 279, dan 353. Data Vemela 2021 juga menunjukkan bahwa angka kejadian meningitis pediatrik di Indonesia akan terus meningkat dengan tingkat kematian antara 18-40 persen.
Menurut Plt. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, dr. Yudi Pramono, penelitian ini merupakan bagian dari upaya sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran akan perlindungan terhadap meningitis.
“Hasil penelitian ini akan memperkuat kebijakan vaksinasi meningitis bagi jamaah umrah. Kami juga menekankan pentingnya sosialisasi kepada jamaah mengenai tujuan dan manfaat vaksinasi,” kata Yudi dalam keterangannya, Kamis, 22 Agustus 2024.
Baca Juga
Meningitis meningokokus adalah peradangan selaput otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis. Penyakit ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kerusakan saraf otak, yang bisa berujung pada kelumpuhan. Saat ini, belum ada surveilans yang memadai untuk mendeteksi kejadian meningitis meningokokus pada jamaah umrah di Indonesia.
Direktur Utama Bio Farma Group, Shadiq Akasya, menyatakan bahwa kerja sama ini bertujuan untuk menjaga ketahanan kesehatan masyarakat Indonesia.
“Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang ilmu kehidupan, kami ingin berkontribusi dalam menjaga kesehatan masyarakat, salah satunya melalui pengadaan vaksin. Kami berharap penelitian ini dapat mendukung kebijakan Kementerian Kesehatan terkait vaksinasi meningitis bagi jamaah umrah,” ujarnya.
Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, dr. Alvin Kosasih, juga menyatakan dukungannya terhadap penelitian ini, terutama dalam upaya penganggulangan penyakit.
“RSPI siap mendukung penelitian ini sebagai bagian dari pilar penelitian di rumah sakit. Kami berharap kerja sama ini dapat berlanjut pada penelitian-penelitian selanjutnya,” katanya.