Tauhid merupakan pembahasan yang sangat penting diketahui oleh umat muslim. Sebab tauhid menjadi dasar keyakinan bahwa tidak ada yang pantas disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tauhid secara etimologi berarti keesaan, meyakini bahwa Allah adalah Esa, Tunggal, Satu. Sejalan dengan KBBI yang mengartikan tauhid adalah keesaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tauhid berasal dari kata kerja wahhada-yuwahhidu-tauhiidan. Safrida dan Dewi Andayani menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Aqidah dan Etika dalam Biologi, kata tersebut merupakan akar dari kata kerja wahhada yang artinya menjadikannya satu.
Mengutip buku Konsep Pendidikan Sosial Berbasis Tauhid dalam Perspektif Al-Qur’an oleh Muhammad Khoiruddin, konsep awal dari tauhid adalah menempatkan Allah sebagai Rabb. Sehingga, manusia harus tunduk kepada yang menciptakan mereka.
Jenis-Jenis Tauhid
Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al Fauzan dalam buku Kitab Tauhid menjelaskan, tauhid terbagi menjadi tiga macam. Setiap jenis tauhid harus dijelaskan agar lebih jelas perbedaannya.
1. Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah adalah meyakini bahwa Allah sebagai satu-satunya pencipta dan pengatur manusia. Allah yang paling mengenal karakter manusia dan hanya Allah yang paling tahu bagaimana cara mengatur manusia.
Dalam surah Al Mu’minun ayat 86-87, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلْ مَنْ رَّبُّ السَّمٰوٰتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ – ٨٦ سَيَقُوْلُوْنَ لِلّٰهِ ۗقُلْ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ – ٨٧
Artinya: “Katakanlah: Siapa Tuhan yang memiliki langit yang tujuh dan yang memiliki Arsy yang agung?” Mereka menjawab, “Allah.” Katakanlah, “Lalu mengapa kau tidak bertakwa?”
2. Tauhid Uluhiyah
Tauhid Uluhiyah adalah meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang wajib disembah. Tauhid jenis ini adalah inti dakwah para Rasul, mulai dari Rasul pertama hingga terakhir.
Tauhid ini termaktub dalam surah An Nahl ayat 36 yang berbunyi:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُ ۗ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ – ٣٦
Artinya: “Sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk mengabarkan), “Sembahlah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan jauhilah tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kau di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).”
3. Tauhid Asma wa Sifat
Tauhid Asma wa Sifat berarti beriman kepada nama-nama Allah dan sifatNya. Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, tanpa menghilangkan makna atau sifat Allah, tanpa bertanya bagaimana, dan menyerupakan Allah dengan makhluknya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى – ٨
Artinya: “(Dialah) Allah Subhanahu wa Ta’ala, tiada Tuhan selain-Nya, yang mempunyai nama-nama yang terbaik.” (QS. Taha: 8).
Peranan Tauhid dalam Kehidupan
Agar lebih memahami mengenai tauhid, berikut peranan tauhid dalam kehidupan yang dikutip dari buku Pendidikan Tauhid dalam Perspektif Konstitusi oleh Zainul Bahri.
a. Menjalankan dan memandu prinsip keilahian yang ada dalam diri manusia sejak kelahiran.
b. Memberi ketenangan dan ketentraman jiwa. Dalam konteks ini, agama sebagai keperluan naluri akan mendorong serta mengharapkan manusia untuk terus mengejar atau memahaminya dengan lebih dalam.
c. Menjadi pedoman hidup yang pasti. Percaya bahwa Tuhan akan memberikan petunjuk dan panduan yang pasti dalam kehidupan manusia.
Abu A’al Al-Maududi turut menjelaskan mengenai peranan tauhid. Dia menjelaskan bahwa konsep tauhid berperan dalam menjauhkan manusia dari pandangan yang terbatas dan sempit, menanamkan keyakinan pada diri sendiri dan memahami nilai diri, serta membentuk individu menjadi jujur dan adil. Pengertian tentang tauhid juga berperan dalam menghapuskan perasaan sedih dan keputusasaan saat menghadapi tantangan yang rumit, sekaligus membentuk keyakinan yang kokoh, memupuk ketekunan, ketabahan, dan optimisme.