Agama Islam mengajarkan kita sebagai manusia hendaknya selalu menerima dan bersyukur atas apa yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sikap selalu menerima pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala disebut dengan qanaah. Tanpa sikap qanaah maka manusia akan terus merasa kurang karena kebutuhan manusia tidak terbatas sedangkan alat pemuas ya terbatas.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah memberikan teladan bagaimana kita harus bersikap dengan harta, yaitu dengan sikap qanaah. Mengenai sikap qanaah, Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyampaikan hadits dalam Shahih Muslim dan yang lainnya, dari Amr bin Al-Ash Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
قَدْ أفْلَحَ مَنْ أسْلَمَ وَرُزِقُ كَفَا فًا، وَ قَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ
“Beruntunglah mereka yang memasrahkan diri, dilimpahi rizki yang sekedar mencukupi dan diberi kepuasan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap apa yang diberikan kepadanya.” (Riwayat Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad dan Al-Baghawi)
Disebutkan pula hadis dari Abu Hurairah berikut:
Rasulullah bersabda, “Kaya bukanlah dengan memiliki banyak harta, akan tetapi yang namanya kaya adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446, Muslim no. 1051, Tirmidzi no. 2373, Ibnu Majah no. 4137).
Ciri-ciri Orang Qanaah
Orang mukmin yang telah benar-benar menerapkan sikap qanaah akan memiliki hati yang tentram dan tenang, tidak diliputi kegelisahan atas rezeki yang Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan serta memiliki rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana ciri-ciri ini disebutkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 97, yang berbunyi:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan, baik itu laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah bahwa “kehidupan yang baik” itu bukan berarti kehidupan yang mewah yang luput dari ujian, tetapi ia adalah kehidupan yang diliputi oleh rasa lega, kerelaan dan juga kesabaran dalam menerima cobaan dan rasa syukur atas nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan demikian, mereka tidak akan merasa takut yang mencekam, atau kesedihan yang mendalam.
Ciri selanjutnya ialah hilangnya rasa tamak dan rakus serta memiliki sifat dermawan dan mengutamakan orang lain. Sifat ini dimiliki orang-orang mukmin dari golongan Anshar sebagaimana dalam surat Al-Hasyr ayat 9:
وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌۗ وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ
Artinya: Orang Ansar yang telah menempati Madinah dan beriman sebelum kedatangan mereka (Muhajirin) mencintai orang yang berhijrah ke (tempat) mereka. Mereka tidak mendapatkan keinginan di dalam hatinya terhadap apa yang diberikan kepada Muhajirin. Mereka mengutamakan Muhajirin daripada dirinya sendiri meskipun mempunyai keperluan yang mendesak. Siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran itulah orang-orang yang beruntung.
Manfaat Qanaah
Menukil buku Ada Masalah? Bersyukurlah! oleh Awang Surya, sikap qanaah tentunya memberikan dampak positif bagi kehidupan seseorang. Berikut manfaat dari bersikap qanaah:
- Memberi rasa tentram dan tenang pada jiwa manusia, sebab dirinya tidak dihantui oleh rasa tamak dan serba kekurangan terhadap hal-hal duniawi.
- Mendatangkan etos kerja dan giat bekerja dalam upaya memperoleh sesuatu yang memang pantas untuk didapatkan.
- Optimis, percaya diri, dan tidak ragu-ragu dalam menghadapi hidup.
- Menjadikan seorang muslim sebagai seseorang yang bertawakal dan sabar dalam menghadapi kebahagiaan hidup.
- Menjadikan seseorang merasa lebih puas sekaligus bersyukur atas segala keadaannya.
- Tidak diperbudak oleh harta benda.
- Jiwa yang tenang dan terhindar dari stress.
- Sebagai penyeimbang hidup, sebab seorang muslim yang menerapkan sifat Qanaah ini nantinya akan menyadari bahwa segala yang diperolehnya itu berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ketika dirinya kehilangan segala hal tersebut, ia tidak merasa kecewa atau frustasi secara berlebihan.
- Sebagai penggerak hidup, sebab seorang muslim yang menerapkan sifat Qanaah ini cenderung akan memiliki sikap emosional yang memungkinkan bagi dirinya untuk meraih cita-cita dunia dan kemenangan, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.