Pertambahan jumlah jemaah yang diberangkatkan tahun lalu dengan tahun ini memiliki selisih yang signifikan yakni mencapai 52.000 jemaah. Namun hal tersebut tidak diimbangi dengan penambahan tenda maupun kapasitas tenda jemaah yang berada di Mina. Oleh karenanya terjadi pemadatan saat jemaah melakukan mabit di Mina.
Masalah tersebut menjadi catatan dan evaluasi bagi Menteri Agama Lukman Hakin Saifuddin kepada pihak penyelenggara tahun ini karena dinilai tidak sesuai dengan harapan. Setelah sebelumnya tenda di Arafah memiliki suhu yang panas, tenda di Mina juga tidak sessuai harapan karena kapasitas yang tidak mempu menampung seluruh jemaah haji Indonesia. Menag menyampaikan protes kepada muassasah dan maktab.
Menanggulangi masalah tersebut, Menag menghimbau kepada para jemaah haji yang lokasi hotelnya berada disekitar jamarat untuk kembali ke hotel masing-masing sehingga tenda di Mina dapat digunakan untuk mabit oleh jemaah haji lain yang hotelnya jauh dari jamarat.
Bukan berarti bagi jemaah yag dianjurkan pulan ke hotel tidak melakukan mabit di Mina. Seperti yang disampaikan oleh salah satu anggota Amirul Hajj yaitu Dr. Asrorun Ni’am, Sekretaris Komisi Fatwa MUI, bahwa perluasan area Mina itu diperbolehkan untuk digunakan sebagai lokasi mabit ketika waktu ibadah haji telah berlangsung karena banyaknya jemaah haji yang berpartisipasi sedangkan kapasitas Mina tidak cukup untuk menampung seluruhnya. Hal ini juga sering dikenal sebagai Mina Jadid (Mina Baru) yang merupakan inisiasi pemerintah Arab Saudi untuk menjaga keselamatan, ketertiban, dan keamanan selama ibadah haji berlangsung. Posisinya adalah masih di dalam posisi ittishal (tersambung dengan posisi Mina).
Bagi jemaah haji yang menginap di Mina sejak tanggal 10 – 12 Dzulhijjah atau disebut dengan nafar awal, ditegaskan bahwa mereka harus keluar dari Mina pada tanggal 3 Sepetmber 2017 sebelum maghrib, sedangkan bagi yang mengambil nafar tsani akan meninggalkan Mina pada tanggal 13 Dzulhijjah atau bertepatan dengan hari Senin 4 September 2017.
Berbeda dengan kondisi tenda di Mina yang diprotes oleh Menag, sarana transportasi yang disediakan pemerintah Arab Saudi berupa bus shuttle Armina mendapatkan apresiasi. Pasalnya, pengaturan jadwal yang dilakukan pemerintah Arab Saudi sangat baik dalam memfasilitasi mobilisasi pergerakan jemaah haji dari Arafah – Muzdalifah – Mina terlaksana dengan tertib dan lancar. Disamping itu, karena pengaturan jadwal yang baik, pergerakan jemaah menjadi lebih cepat.
Pemerintah Arab Saudi yang memiliki kewenangan penuh dalam mengatur layanan transportasi selama di Armina. Layanan yang diberikan adalah pergerakan dari Mekah – Arafah, Arafah – Muzdalifah, Muzdalifah – Mina, dan Mina – Mekah.
Pada layanan Mekah – Arafah dan Mina – Mekah, telah disediakan 21 unit shuttle bus untuk setiap maktab dengan jumlah jemaah dalam satu maktab adalah 3.000 orang. Untuk jemaah haji Indonesia, keseluruhan jemaah berjumlah 70 maktab. Untuk layanan Arafah – Muzdalifah dan Muzdalifah – Mina, jumlah armada bus yang disediakan berkurang mengingat jarak antar lokasi lebih dekat atau 2 – 4 kilometer saja.