Sejarah Lengkap Jabal Nur

by | Nov 17, 2023 | Info

Apabila berkunjung ke Makkah atau melakukan ibadah haji dan umrah, kaum muslimin pasti tidak asing dengan tempat bernama Jabal Nur. Tempat tersebut menjadi saksi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Disebutkan dalam buku 1001 Fakta Dahsyat Mukjizat Kota Makkah: Misteri Unik Pusat Titik Bumi dalam Sejarah Manusia karya Asima Nur Salsabila, Jabal Nur adalah gunung dengan ketinggian sekitar 624 mdpl dengan bebatuan yang terjal yang menyelimuti permukaannya. Kemiringan Jabal Nur adalah sekitar 60 derajat.

Tinggi puncak Jabal Nur adalah sekitar 200 m dengan bentuk puncak yang tajam. Butuh waktu sekitar setengah jam untuk mendekati puncaknya.

Dari puncak Jabal Nur, pengunjung bisa melihat pemandangan kota Makkah yang indah dari ketinggian. Selain itu, Masjidil Haram juga bisa dilihat dengan jelas tanpa adanya gangguan gedung-gedung tinggi yang menutupinya.

Apabila ingin mengunjungi Jabal Nur maka harus melakukan perjalanan ke arah utara dari kota Makkah. Kira-kira harus menempuh perjalanan sejauh 5 km dari Masjidil Haram.

Asal Mula Nama Jabal Nur

Nama Jabal Nur berarti “gunung yang bercahaya”. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kerap mengunjungi Jabal Nur, tepatnya di dalam Gua Hira. Di sana beliau menyendiri dan menenangkan pikiran dari kerusuhan kota Makkah.

Pada saat menyendiri, datanglah malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menyampaikan wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setelah wahyu pertama turun, kemudian melalui serangkaian proses yang panjang, Muhammad menjadi nabi dan rasul sampai Isra dan Mi’raj.

Wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini merupakan titik awal cahaya Islam yang terus menerus benderang sampai sekarang ini. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan wahyu-Nya mampu memberantas kegelapan dan kesesatan yang saat itu, sampai akhir zaman, merajalela di muka bumi.

Maka tak heran, umat Islam menyebut gunung yang biasa dibuat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menyendiri dan menerima wahyu tersebut dengan nama Jabal Nur atau Gunung Cahaya.

Alasan Rasulullah Berkhalwat di Gua Hira, Jabal Nur

Menurut Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam karya Moenawar Chalil, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memang suka menyendiri sejak kanak-kanak. Beliau tidak suka bergaul ramai-ramai dengan banyak orang. Hal ini berlanjut hingga beliau dewasa.

Ketika menginjak usia 40 tahun, semakin dalam keinginan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menjauhkan diri dari keramaian masyarakat. Beliau sering kali pergi meninggalkan rumah untuk mencari tempat menyendiri atau berkhalwat dengan tujuan menenangkan pikiran, menjernihkan angan-angan, mengheningkan cipta yang muaranya untuk mencari kebenaran yang hakiki.

Tak lama kemudian, beliau menemukan sebuah gunung yang ada guanya. Gunung itu berada di tempat yang sunyi, senyap, di sebelah utara kota Makkah. Gunung ini tak lain adalah Jabal Nur, dan gua yang dimaksud adalah Gua Hira.

Oleh sebab itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memilih gunung dan gua itu untuk berkhalwat. Beliau mengasingkan diri dan membawa bekal seperlunya untuk menguatkan raganya selama berbulan-bulan.

Akses ke Gua Hira

Muslim H. Nasution mengatakan dalam buku Tapak Sejarah Seputar Mekah-Madinah, jika ingin mendaki Jabal Nur dan memasuki Gua Hira, jamaah haji dan muslimin sekalian harus mendaki gunung sekitar 1 jam lamanya. Dari sana, hanya butuh beberapa menit saja untuk tiba di puncak Jabal Nur.

Gua Hira hanya mampu menampung empat sampai lima orang saja. Keadaan di dalam gua ini gelap sebab hanya sedikit cahaya matahari yang bisa masuk.

Tinggi gua sebatas orang berdiri. Jika tidak ada bangunan tinggi di Masjidil Haram, pengunjung bisa melihat Ka’bah dari mulut gua bagian belakang.

Astra Website Security
×